12
Rabiul Awal telah ditakdirkan menjadi hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,
seorang Nabi penutup dan pemimpin yang namanya paling sering diucapkan
oleh umat manusia setiap saat hingga saat ini. Kelahirannya di tengah
alam yang gersang dan jahiliyah memberikan arti baru kehidupan manusia
di bumi dan memunculkan kembali fitrah manusia yang telah hilang dalam
kehidupan jahiliyah.
Di alam jahiliyah, seorang ayah lebih berani mengubur hidup-hidup anak perempuannya daripada membiarkannya hidup. Di alam jahiliyah, seorang anak bisa menikahi ibu kandungnya sendiri bila ayahnya telah meninggal, dan banyak lagi kegelapan yang pekat menjalari kehidupan umat manusia pada masa itu.Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam. Nilai-nilai Islam yang universal telah ditegakkannya sehingga membuat dunia terang dengan keikhlasan, kejujuran, tolong-menolong, keadilan, kemanusiaan, dan berbagai nilai universal lain yang sebelumnya terkunci rapi di gudang kejahiliyahan.
Muhamad
SAW adalah sosok yang paradoks bagi kaum kafir pada waktu itu. Mereka
sangat membenci Muhammad karena menyebarkan Islam namun sekaligus
mempercayai harta mereka dititipkan kepada beliau karena akhlaknya yang
mulia. Mereka sangat ingin membunuh Muhammad karena Islam telah
mengancam kekuasaan mereka namun mereka meminta dipersatukan oleh
Muhammad ketika mereka berseteru dalam peletakkan batu Ka’bah.Di alam jahiliyah, seorang ayah lebih berani mengubur hidup-hidup anak perempuannya daripada membiarkannya hidup. Di alam jahiliyah, seorang anak bisa menikahi ibu kandungnya sendiri bila ayahnya telah meninggal, dan banyak lagi kegelapan yang pekat menjalari kehidupan umat manusia pada masa itu.Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam. Nilai-nilai Islam yang universal telah ditegakkannya sehingga membuat dunia terang dengan keikhlasan, kejujuran, tolong-menolong, keadilan, kemanusiaan, dan berbagai nilai universal lain yang sebelumnya terkunci rapi di gudang kejahiliyahan.
Muhammad SAW telah menjelma menjadi seorang pemimpin yang ternyata mengimplementasikan manajemen strategis dalam kehidupannya. Salah satunya adalah yang telah disebut di atas yaitu kejujuran, beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki etika bisnis (istilah ekonomi) tinggi, sangat dipercaya kejujurannya sekaligus dibenci karena membawa ajaran yang berbeda dengan aliran mainstream pada jamannya. Inilah dunia manajemen strategis yang terdapat pada kehidupan Muhammad SAW, dan Allah secara tidak langsung meminta hambanya yang soleh untuk melaksanakan manajemen strategis dalam kehidupan umat Islam.
Ketika
menjalani perniagaan pun, etika bisnis tinggi yang diperlihatkannya
dalam berdagang telah menjadikannya sebagai pedagang yang berhasil dan
memikat hati Siti Khadijah. Etika bisnis yang kini banyak dilupakan
orang telah membuat perekonomian tidak berada pada posisi yang adil bagi
masyarakat. Misalnya saja, pedagang kecil semakin terpinggirkan serta
sulit mendapat pinjaman dan pedagang bermodal besar yang kemudian bisa
bertahan serta mudah mendapat pinjaman, konsumen banyak ditipu dan
masyarakat banyak yang dirugikan akibat etika bisnis yang tidak
dijalankan dengan baik.
Etika bisnis yang luar biasa juga diperlihatkan oleh Muhammad SAW dalam menghadapi perjanjian Hudaibiyah, sekali lagi, yang dirasa paradoks oleh kaum muslimin (termasuk Umar bin Khaththab) namun diimplementasikan oleh Muhammad SAW. Kelak keputusan Muhammad SAW ini yang semakin memperkuat barisan umat Islam. Keputusan Muhammad SAW ini adalah sebuah keputusan strategis bagi perkembangan Islam selanjutnya. Dalam perjanjian Hudaibiyah, penduduk yang datang dari Mekah ke Madinah bisa dikembalikan lagi ke Mekah, dan penduduk yang datang dari Madinah menuju Mekah tidak bisa dikembalikan ke Madinah. Muhammad SAW menerima dan melaksanakan perjanjian ini karena melihat peluang strategis akibat implementasi perjanjian tersebut.
Implementasi manajemen strategis lain yang dilakukan oleh Muhammad adalah menjalani kepemimpinan strategis, dalam memimpin ia mendengar dan menerima pendapat dari kaum muslimin terhadap berbagai masalah dan kemudian memutuskannya. Tradisi ini diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin. Salah satu peristiwa yang cukup diingat sejarah adalah ketika Muhammad SAW meminta masukan tentang upaya melindungi Madinah dari serangan kaum kafir Mekah. Salman Al Farisi kemudian tampil dengan ide cemerlang, melindungi Madinah dengan parit. Sejarah mencatat terjadi perang Khandaq antara kaum muslimin Madinah dengan kaum kafir Mekah dimana kaum muslimin melindungi dirinya dengan parit.
Implementasi
manajemen strategis berikutnya yang dilakukan Muhammad dalam perjuangan
hidupnya adalah membangun kompetensi inti kaum muslimin. Dalam
manajemen strategis, kompetensi inti biasanya terkait dengan kemampuan
atau keahlian. Kompetensi inti yang dibangun Muhammad adalah penguatan
fondasi pemahaman keislaman dan pembinaan diri yang berkelanjutan. Maka
tidak heran bila setelah masuk ke dalam Islam banyak sahabat yang
menorehkan prestasi besar peradaban, seperti Umar bin Khaththab, yang
pernah mengubur anak perempuannya pada masa jahiliyah namun menjadi
pemimpin yang sangat bertanggung jawab kepada rakyatnya setelah ia masuk
ke dalam Islam. Pembangunan kompetensi inti ini dipimpin langsung oleh
Muhammad SAW. Berbagai potensi yang muncul dari sahabatnya dan kaum
muslimin kelak diaktualisasikan kepada posisi-posisi kenegaraan dan
kemasyarakatan yang ada dengan mengacu kepada kompetensi inti.
Kompetensi inti ini yang membuat orang seperti Umar bin Khaththab
bersikap amanah. Demikian juga sahabat yang lain. Kompetensi inti ini
yang sekarang hilang dari umat Islam, digerus oleh materialisme dan
sekulerisme.
Etika
bisnis yang tinggi, kepemimpinan strategis, dan membangun kompetensi
inti telah dilakukan oleh Muhammad SAW yang tidak bisa membaca, namun
memiliki kecerdasan dan akhlak yang mulia. Keberhasilan Muhammad SAW
menyampaikan Islam dalam sudut pandang ilmu manajemen adalah
mengimplementasikan manajemen strategis. Kaum kafir yang memusuhi
Muhammad SAW telah begitu banyak menyusun rencana strategis melenyapkan
Muhammad SAW, keluarganya, kaum muslimin dan ajaran Islam. Namun karena
Muhammad SAW juga mengimplementasikan manajemen strategi (yang langsung
dibimbing oleh Allah SWT) akhirnya bisa memenangkan pertarungan dengan
membangun kompetensi inti yang sangat bagus, sehingga Allah menyatakan
bahwa Kamu adalah umat terbaik, yang menyeru kepada kebaikan dan
mengajak meninggalkan kemungkaran.
Ketika
terjadi penaklukan Mekah oleh kaum muslimin, sebagai pemenang perang
Muhammad SAW berhasil meniadakan pertumpahan darah. Kaum kafir yang
berada di ujung tanduk begitu senang bahwa ternyata Muhammad SAW tidak
membunuh mereka. Akibat dari kebijakan ini, banyak penduduk Mekah yang
kemudian masuk ke dalam Islam. Nilai (value)
yang telah ada di diri Muhammad sebenarnya telah diketahui oleh kaum
kafir Mekah. Namun ketika mereka melihat sendiri bagaimana Muhammad SAW
memperlakukan mereka sewaktu kalah perang, akhirnya mereka mengakui
nilai-nilai Islam yang dibawa Muhammad SAW.
Kemenangan
Muhammad dalam penaklukan Mekah tanpa pertumpahan darah membuktikan
bahwa Islam begitu menghormati manusia dan bukan haus darah yang selama
ini banyak dihembuskan oleh pihak-pihak Barat. Karena kenyataannya
justeru darah umat Islam yang banyak tumpah pada hari ini.
Bahwasanya
kehidupan Muhammad bukanlah kehidupan yang biasa saja, akan tetapi
beliau menerapkan manajemen strategis dalam perjuangan hidupnya dalam
menyampaikan Islam bersama sahabatnya dan kaum muslimin. Ini sesuai
dengan sunatullah, setiap suatu keberhasilan disertai dengan kerja keras
dan pemikiran yang cerdas.
Kita
yang hidup saat ini bisa mengambil pelajaran dari kehidupan Muhammad
SAW. Kita sebagai bagian dari umat Islam menginginkan umat menjadi maju,
sejahtera dan berperadaban tinggi. Ini perlu didorong dengan menjalani
manajemen strategis, tidak bisa asal berjalan saja. Manajemen strategis
adalah alat bantu yang sangat berharga bagi para pemimpin umat untuk
membawa umat kepada kehidupan lebih baik yang diridhoi oleh Allah SWT,
dimana keadilan ditegakkan dan nyawa manusia sangat dihargai.
Muhammad
SAW dalam 23 tahun masa kenabiannya telah melakukan perombakan besar
tatanan kehidupan manusia. Muhammad SAW telah berhasil menunjukkan
kepada dunia indahnya syariat Islam. Al Ghazali menyebutkan bahwa tujuan
utama syariat adalah mendorong kesejahteraan manusia yang terletak pada
perlindungan kepada keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan kekayaan
mereka. Masih menurut Al Ghazali, apa pun yang menjamin terlindungnya lima perkara ini akan memenuhi kepentingan umum dan dikehendaki.
Berbagai
peristiwa dalam kehidupan Muhammad SAW telah dikaji oleh berbagai pakar
berbagai bidang ilmu. Dari perspektif ilmu manajemen, Muhammad SAW
telah mengimplementasikan manajemen strategis dalam kehidupannya
menyampaikan Islam dan memimpin umat serta menjadi suri tauladan yang
mengagumkan. Sudah sepatutnya pula para pemimpin umat
mengimplementasikan manajemen strategis dalam mengajak umat kembali
kepada ajaran Islam yang mulia dan menjadi rahmat untuk seluruh alam.
Dimuat di Republika Selasa 25 Maret 2008 dengan judul Manajemen Muhammad SAW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar