Selasa, 15 Februari 2011

Manajer SDM yang Handal

Oleh Erwin FS


Munculnya nama Muhammad SAW di jazirah Arab telah membuat ketar-ketir para pemimpin yang ada di sana. Ajaran yang di bawa Muhammad SAW mereka yakini akan berpengaruh terhadap kekuasaan mereka. Muhammad SAW  ditawari harta, wanita dan tahta agar tidak menyebarkan ajarannya. Secara eksplisit bisa dijelaskan bahwa Islam bisa runtuh dengan godaan harta, wanita dan tahta.
Ajaran Islam yang dibawa Muhammad SAW  bukan saja ditakuti pada saat itu, tapi hingga saat ini pun masih ditakuti oleh para penguasa zalim, yang tidak mau menegakkan keadilan kepada masyarakatnya. Untuk meruntuhkan Islam itu, maka mereka pun menggunakan harta, wanita dan tahta, dan berhasil. Namun masih ada sebagian dari umat Islam yang bertekad melaksanakan dan menyampaikan ajaran Islam yang dibawa Muhammad SAW.
Ajaran Islam yang dibawa Muhammad  SAW telah mengubah peta dunia, baik peta imperium kekuasaan, peradaban maupun peta imperium ilmu pengetahuan. Dan semuanya diawali dari upaya melakukan pembinaan SDM yang tidak putus. Keberhasilan Muhammad SAW  menyampaikan ajaran Islam ditopang oleh kualitas SDM yang handal hasil pembinaan Muhammad SAW. Mereka bukanlah dibina laksana sekolah maupun kursus, akan tetapi dibina setiap saat hingga Muhammad SAW  wafat.
Akhlak mereka diarahkan sesuai dengan ajaran Islam. Kedekatan mereka kepada Allah SWT pun diarahkan sesuai dengan ajaran Islam. Pun pelaksanaan pemerintahan maupun perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat, tidak luput dari perhatian Muhammad SAW.
Internalisasi ajaran Islam diarahkan dengan baik oleh Muhammad SAW  kepada umatnya. Setelah Muhammad wafat, para sahabat dan tabi’ tabi’in meneruskan apa yang sudah dilakukan Muhammad. Pembinaan SDM inilah kunci kesuksesan Islam memimpin peradaban dunia. Pembinaan SDM yang terus menerus inilah yang pada saat ini hilang dari umat Islam. Dalam konteks pendidikan, porsi pendidikan agamapun tidak mencukupi untuk membina mental siswa. Hingga menyebabkan dekadensi moral yang semakin parah.
­­­­Sekolah dan orang tua mencoba saling mengandalkan pendidikan agama anak mereka. Namun yang terjadi, siswa belum mendapatkan asupan pelajaran agama yang proporsional. Di zaman sekarang, pendidikan agama dikesampingkan akibat upaya sekulerisasi yang menganggap agama tidak ada pengaruhnya dalam kemajuan zaman. Namun saat ini terbukti bahwa dekadensi moral terjadi akibat kurangnya pendidikan dan pemahaman agama peserta didik.
Demikian pentingnya pendidikan dan pemahaman agama, Muhammad SAW  telah menekankan ini kepada umatnya. Para sahabat yang hidup pada zaman Muhammad mengikuti pembinaan diri yang berlandaskan ajaran Islam. Pembinaan dan pembentukan serta penataan ini sungguh luar biasa dampaknya. Semasa Muhammad SAW  hidup, pemerintahan Madinah terbentuk dengan dipimpin langsung oleh Muhammad SAW. Kemenangan dalam berbagai peperangan dalam melawan kaum kafir, disamping karena persiapan yang dilakukan juga karena kedekatan mereka kepada Allah SWT sangat tinggi. Perang Badar dengan jumlah pasukan yang tidak seimbang di sisi kaum muslimin justru dimenangi kaum muslimin.
Perang pada masa kepemimpinan Muhammad SAW adalah sebuah keniscayaan. Perang ini bukanlah citra bahwa Islam barbar, justru sebaliknya. Negeri-negeri yang ditaklukan oleh kaum muslimin, penduduknya dilindungi dan keamanannya dijamin serta keadilan ditegakkan. Berbeda dengan pasukan dari kaum/kelompok lain dimana setiap terjadi penaklukan, negerinya dibumihangsukan, penduduknya dibunuh secara keji atau dijadikan budak. Hal ini yang menyebabkan ada negeri yang merasa jauh lebih aman dipimpin oleh kaum muslimin dibanding oleh kaumnya sendiri atau kelompok lain.
SDM yang dibentuk Muhammad SAW terbukti mampu mewariskan kepemimpinan yang amanah, peduli dengan yang lemah serta dekat dengan Allah SWT. Sayangnya hari ini, pola manajemen SDM yang diterapkan oleh Muhammad SAW ini belum dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin sehingga kualitas SDM umat Islam belum berada pada posisi yang menggembirakan.
Muhammad SAW telah menyampaikan bahwa umatnya tidak akan runtuh jika berpegang kepada Al Quran dan Sunnah Rasulnya. Sayangnya, dua hal ini yang belum menjadi acuan dalam kehidupan umat Islam. Muhammad memang memiliki akhlak yang luar biasa bagus. Namun itu tidak cukup dijadikan pedoman oleh umat Islam. Umat Islam tidak perlu terpesona maupun rendah diri ketika orang lain menyebut bahwa Muhammad SAW adalah pribadi yang santun, lemah lembut, tidak kasar, tidak menghakimi dan lain sebagainya.
Yang perlu diperbaiki oleh umat Islam saat ini justru  pemahaman terhadap aqidah mereka. Muhammad SAW memang pribadi yang mengagumkan namun juga diiringi dengan memiliki pemahaman aqidah yang benar. Demikian juga dengan sahabat yang dibina oleh Muhammad SAW  pada masa itu, memiliki aqidah yang sejalan dengan yang diajarkan Islam.
Pada saat ini, menunjukkan aqidah yang sesuai dengan Islam kerap dipandang negatif, padahal sama sekali tidak melakukan kerusakan di masyarakat. Ajaran Islam yang toleran bukan berarti aqidahnya lemah, justru toleran dengan aqidah yang kokoh.
Jika umat Islam mau dan mampu mengikuti konsep pembinaan SDM yang telah dilakukan oleh Muhammad SAW, insya Allah apa yang pernah dicapai oleh umat zaman beliau akan kembali menjadi kenyataan. Tentunya perlu kesabaran dan keikhlasan. Karena sesungguhnya apa yang dialami oleh Muhammad SAW dan umatnya pada waktu itu juga ada yang penuh dengan kekerasan. Namun mereka bersabar dan tetap berusaha.
12 Rabiul Awal 1432 H, 15 Februari 2011

Recent Post

Dilema Inklusi Keuangan di Indonesia

Oleh Erwin FS Bank Dunia merilis data terkait inklusi keuangan (Kompas, 17/4/2015), pada rentang 2011-2014 700 juta orang di dunia men...

Popular Post