Munculnya nama
Muhammad SAW di jazirah Arab telah membuat ketar-ketir para pemimpin
yang ada di sana. Ajaran yang di bawa Muhammad SAW mereka yakini akan
berpengaruh terhadap kekuasaan mereka. Muhammad SAW ditawari harta,
wanita dan tahta agar tidak menyebarkan ajarannya. Secara eksplisit
bisa dijelaskan bahwa Islam bisa runtuh dengan godaan harta, wanita dan
tahta.
Ajaran
Islam yang dibawa Muhammad SAW bukan saja ditakuti pada saat itu,
tapi hingga saat ini pun masih ditakuti oleh para penguasa zalim, yang
tidak mau menegakkan keadilan kepada masyarakatnya. Untuk meruntuhkan
Islam itu, maka mereka pun menggunakan harta, wanita dan tahta, dan
berhasil. Namun masih ada sebagian dari umat Islam yang bertekad
melaksanakan dan menyampaikan ajaran Islam yang dibawa Muhammad SAW.
Ajaran
Islam yang dibawa Muhammad SAW telah mengubah peta dunia, baik peta
imperium kekuasaan, peradaban maupun peta imperium ilmu pengetahuan.
Dan semuanya diawali dari upaya melakukan pembinaan SDM yang tidak
putus. Keberhasilan Muhammad SAW menyampaikan ajaran Islam ditopang
oleh kualitas SDM yang handal hasil pembinaan Muhammad SAW. Mereka
bukanlah dibina laksana sekolah maupun kursus, akan tetapi dibina
setiap saat hingga Muhammad SAW wafat.
Akhlak
mereka diarahkan sesuai dengan ajaran Islam. Kedekatan mereka kepada
Allah SWT pun diarahkan sesuai dengan ajaran Islam. Pun pelaksanaan
pemerintahan maupun perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat, tidak
luput dari perhatian Muhammad SAW.
Internalisasi
ajaran Islam diarahkan dengan baik oleh Muhammad SAW kepada umatnya.
Setelah Muhammad wafat, para sahabat dan tabi’ tabi’in meneruskan apa
yang sudah dilakukan Muhammad. Pembinaan SDM inilah kunci kesuksesan
Islam memimpin peradaban dunia. Pembinaan SDM yang terus menerus inilah
yang pada saat ini hilang dari umat Islam. Dalam konteks pendidikan,
porsi pendidikan agamapun tidak mencukupi untuk membina mental siswa.
Hingga menyebabkan dekadensi moral yang semakin parah.
Sekolah
dan orang tua mencoba saling mengandalkan pendidikan agama anak
mereka. Namun yang terjadi, siswa belum mendapatkan asupan pelajaran
agama yang proporsional. Di zaman sekarang, pendidikan agama
dikesampingkan akibat upaya sekulerisasi yang menganggap agama tidak ada
pengaruhnya dalam kemajuan zaman. Namun saat ini terbukti bahwa
dekadensi moral terjadi akibat kurangnya pendidikan dan pemahaman agama
peserta didik.
Demikian
pentingnya pendidikan dan pemahaman agama, Muhammad SAW telah
menekankan ini kepada umatnya. Para sahabat yang hidup pada zaman
Muhammad mengikuti pembinaan diri yang berlandaskan ajaran Islam.
Pembinaan dan pembentukan serta penataan ini sungguh luar biasa
dampaknya. Semasa Muhammad SAW hidup, pemerintahan Madinah terbentuk
dengan dipimpin langsung oleh Muhammad SAW. Kemenangan dalam berbagai
peperangan dalam melawan kaum kafir, disamping karena persiapan yang
dilakukan juga karena kedekatan mereka kepada Allah SWT sangat tinggi.
Perang Badar dengan jumlah pasukan yang tidak seimbang di sisi kaum
muslimin justru dimenangi kaum muslimin.
Perang
pada masa kepemimpinan Muhammad SAW adalah sebuah keniscayaan. Perang
ini bukanlah citra bahwa Islam barbar, justru sebaliknya. Negeri-negeri
yang ditaklukan oleh kaum muslimin, penduduknya dilindungi dan
keamanannya dijamin serta keadilan ditegakkan. Berbeda dengan pasukan
dari kaum/kelompok lain dimana setiap terjadi penaklukan, negerinya
dibumihangsukan, penduduknya dibunuh secara keji atau dijadikan budak.
Hal ini yang menyebabkan ada negeri yang merasa jauh lebih aman
dipimpin oleh kaum muslimin dibanding oleh kaumnya sendiri atau
kelompok lain.
SDM
yang dibentuk Muhammad SAW terbukti mampu mewariskan kepemimpinan yang
amanah, peduli dengan yang lemah serta dekat dengan Allah SWT.
Sayangnya hari ini, pola manajemen SDM yang diterapkan oleh Muhammad SAW
ini belum dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin sehingga kualitas
SDM umat Islam belum berada pada posisi yang menggembirakan.
Muhammad
SAW telah menyampaikan bahwa umatnya tidak akan runtuh jika berpegang
kepada Al Quran dan Sunnah Rasulnya. Sayangnya, dua hal ini yang belum
menjadi acuan dalam kehidupan umat Islam. Muhammad memang memiliki
akhlak yang luar biasa bagus. Namun itu tidak cukup dijadikan pedoman
oleh umat Islam. Umat Islam tidak perlu terpesona maupun rendah diri
ketika orang lain menyebut bahwa Muhammad SAW adalah pribadi yang
santun, lemah lembut, tidak kasar, tidak menghakimi dan lain sebagainya.
Yang
perlu diperbaiki oleh umat Islam saat ini justru pemahaman terhadap
aqidah mereka. Muhammad SAW memang pribadi yang mengagumkan namun juga
diiringi dengan memiliki pemahaman aqidah yang benar. Demikian juga
dengan sahabat yang dibina oleh Muhammad SAW pada masa itu, memiliki
aqidah yang sejalan dengan yang diajarkan Islam.
Pada
saat ini, menunjukkan aqidah yang sesuai dengan Islam kerap dipandang
negatif, padahal sama sekali tidak melakukan kerusakan di masyarakat.
Ajaran Islam yang toleran bukan berarti aqidahnya lemah, justru toleran
dengan aqidah yang kokoh.
Jika
umat Islam mau dan mampu mengikuti konsep pembinaan SDM yang telah
dilakukan oleh Muhammad SAW, insya Allah apa yang pernah dicapai oleh
umat zaman beliau akan kembali menjadi kenyataan. Tentunya perlu
kesabaran dan keikhlasan. Karena sesungguhnya apa yang dialami oleh
Muhammad SAW dan umatnya pada waktu itu juga ada yang penuh dengan
kekerasan. Namun mereka bersabar dan tetap berusaha.
12 Rabiul Awal 1432 H, 15 Februari 2011