Selasa, 25 Maret 2008

Muhammad SAW dan Manajemen Strategis

Oleh Erwin FS


12 Rabiul Awal telah ditakdirkan menjadi hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi penutup dan pemimpin yang namanya paling sering diucapkan oleh umat manusia setiap saat hingga saat ini. Kelahirannya di tengah alam yang gersang dan jahiliyah memberikan arti baru kehidupan manusia di bumi dan memunculkan kembali fitrah manusia yang telah hilang dalam kehidupan jahiliyah.

Di alam jahiliyah, seorang ayah lebih berani mengubur hidup-hidup anak perempuannya daripada membiarkannya hidup. Di alam jahiliyah, seorang anak bisa menikahi ibu kandungnya sendiri bila ayahnya telah meninggal, dan banyak lagi kegelapan yang pekat menjalari kehidupan umat manusia pada masa itu.Muhammad SAW adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam. Nilai-nilai Islam yang universal telah ditegakkannya sehingga membuat dunia terang dengan keikhlasan, kejujuran, tolong-menolong, keadilan, kemanusiaan, dan berbagai nilai universal lain yang sebelumnya terkunci rapi di gudang kejahiliyahan.

Muhamad SAW adalah sosok yang paradoks bagi kaum kafir pada waktu itu. Mereka sangat membenci Muhammad karena menyebarkan Islam namun sekaligus mempercayai harta mereka dititipkan kepada beliau karena akhlaknya yang mulia. Mereka sangat ingin membunuh Muhammad karena Islam telah mengancam kekuasaan mereka namun mereka meminta dipersatukan oleh Muhammad ketika mereka berseteru dalam peletakkan batu Ka’bah.

Muhammad SAW telah menjelma menjadi seorang pemimpin yang ternyata mengimplementasikan manajemen strategis dalam kehidupannya. Salah satunya adalah yang telah disebut di atas yaitu kejujuran, beliau adalah seorang pemimpin yang memiliki etika bisnis (istilah ekonomi) tinggi, sangat dipercaya kejujurannya sekaligus dibenci karena membawa ajaran yang berbeda dengan aliran mainstream pada jamannya. Inilah dunia manajemen strategis yang terdapat pada kehidupan Muhammad SAW, dan Allah secara tidak langsung meminta hambanya yang soleh untuk melaksanakan manajemen strategis dalam kehidupan umat Islam.
 
Ketika menjalani perniagaan pun, etika bisnis tinggi yang diperlihatkannya dalam berdagang telah menjadikannya sebagai pedagang yang berhasil dan memikat hati Siti Khadijah. Etika bisnis yang kini banyak dilupakan orang telah membuat perekonomian tidak berada pada posisi yang adil bagi masyarakat. Misalnya saja, pedagang kecil semakin terpinggirkan serta sulit mendapat pinjaman dan pedagang bermodal besar yang kemudian bisa bertahan serta mudah mendapat pinjaman, konsumen banyak ditipu dan masyarakat banyak yang dirugikan akibat etika bisnis yang tidak dijalankan dengan baik.

Etika bisnis yang luar biasa juga diperlihatkan oleh Muhammad SAW dalam menghadapi perjanjian Hudaibiyah, sekali lagi, yang dirasa paradoks oleh kaum muslimin (termasuk Umar bin Khaththab) namun diimplementasikan oleh Muhammad SAW. Kelak keputusan Muhammad SAW ini yang semakin memperkuat barisan umat Islam. Keputusan Muhammad SAW ini adalah sebuah keputusan strategis bagi perkembangan Islam selanjutnya. Dalam perjanjian Hudaibiyah, penduduk yang datang dari Mekah ke Madinah bisa dikembalikan lagi ke Mekah, dan penduduk yang datang dari Madinah menuju Mekah tidak bisa dikembalikan ke Madinah. Muhammad SAW menerima dan melaksanakan perjanjian ini karena melihat peluang strategis akibat implementasi perjanjian tersebut.

Implementasi manajemen strategis lain yang dilakukan oleh Muhammad adalah menjalani kepemimpinan strategis, dalam memimpin ia mendengar dan menerima pendapat dari kaum muslimin terhadap berbagai masalah dan kemudian memutuskannya. Tradisi ini diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin. Salah satu peristiwa yang cukup diingat sejarah adalah ketika Muhammad SAW meminta masukan tentang upaya melindungi Madinah dari serangan kaum kafir Mekah. Salman Al Farisi kemudian tampil dengan ide cemerlang, melindungi Madinah dengan parit. Sejarah mencatat terjadi perang Khandaq antara kaum muslimin Madinah dengan kaum kafir Mekah dimana kaum muslimin melindungi dirinya dengan parit.
 
Implementasi manajemen strategis berikutnya yang dilakukan Muhammad dalam perjuangan hidupnya adalah membangun kompetensi inti kaum muslimin. Dalam manajemen strategis, kompetensi inti biasanya terkait dengan kemampuan atau keahlian. Kompetensi inti yang dibangun Muhammad adalah penguatan fondasi pemahaman keislaman dan pembinaan diri yang berkelanjutan. Maka tidak heran bila setelah masuk ke dalam Islam banyak sahabat yang menorehkan prestasi besar peradaban, seperti Umar bin Khaththab, yang pernah mengubur anak perempuannya pada masa jahiliyah namun menjadi pemimpin yang sangat bertanggung jawab kepada rakyatnya setelah ia masuk ke dalam Islam. Pembangunan kompetensi inti ini dipimpin langsung oleh Muhammad SAW. Berbagai potensi yang muncul dari sahabatnya dan kaum muslimin kelak diaktualisasikan kepada posisi-posisi kenegaraan dan kemasyarakatan yang ada dengan mengacu kepada kompetensi inti. Kompetensi inti ini yang membuat orang seperti Umar bin Khaththab bersikap amanah. Demikian juga sahabat yang lain. Kompetensi inti ini yang sekarang hilang dari umat Islam, digerus oleh materialisme dan sekulerisme.
Etika bisnis yang tinggi, kepemimpinan strategis, dan membangun kompetensi inti telah dilakukan oleh Muhammad SAW yang tidak bisa membaca, namun memiliki kecerdasan dan akhlak yang mulia. Keberhasilan Muhammad SAW menyampaikan Islam dalam sudut pandang ilmu manajemen adalah mengimplementasikan manajemen strategis. Kaum kafir yang memusuhi Muhammad SAW telah begitu banyak menyusun rencana strategis melenyapkan Muhammad SAW, keluarganya, kaum muslimin dan ajaran Islam. Namun karena Muhammad SAW juga mengimplementasikan manajemen strategi (yang langsung dibimbing oleh Allah SWT) akhirnya bisa memenangkan pertarungan dengan membangun kompetensi inti yang sangat bagus, sehingga Allah menyatakan bahwa Kamu adalah umat terbaik, yang menyeru kepada kebaikan dan mengajak meninggalkan kemungkaran.
 
Ketika terjadi penaklukan Mekah oleh kaum muslimin, sebagai pemenang perang Muhammad SAW berhasil meniadakan pertumpahan darah. Kaum kafir yang berada di ujung tanduk begitu senang bahwa ternyata Muhammad SAW tidak membunuh mereka. Akibat dari kebijakan ini, banyak penduduk Mekah yang kemudian masuk ke dalam Islam. Nilai (value) yang telah ada di diri Muhammad sebenarnya telah diketahui oleh kaum kafir Mekah. Namun ketika mereka melihat sendiri bagaimana Muhammad SAW memperlakukan mereka sewaktu kalah perang, akhirnya mereka mengakui nilai-nilai Islam yang dibawa Muhammad SAW.
Kemenangan Muhammad dalam penaklukan Mekah tanpa pertumpahan darah membuktikan bahwa Islam begitu menghormati manusia dan bukan haus darah yang selama ini banyak dihembuskan oleh pihak-pihak Barat. Karena kenyataannya justeru darah umat Islam yang banyak tumpah pada hari ini.
Bahwasanya kehidupan Muhammad bukanlah kehidupan yang biasa saja, akan tetapi beliau menerapkan manajemen strategis dalam perjuangan hidupnya dalam menyampaikan Islam bersama sahabatnya dan kaum muslimin. Ini sesuai dengan sunatullah, setiap suatu keberhasilan disertai dengan kerja keras dan pemikiran yang cerdas.
Kita yang hidup saat ini bisa mengambil pelajaran dari kehidupan Muhammad SAW. Kita sebagai bagian dari umat Islam menginginkan umat menjadi maju, sejahtera dan berperadaban tinggi. Ini perlu didorong dengan menjalani manajemen strategis, tidak bisa asal berjalan saja. Manajemen strategis adalah alat bantu yang sangat berharga bagi para pemimpin umat untuk membawa umat kepada kehidupan lebih baik yang diridhoi oleh Allah SWT, dimana keadilan ditegakkan dan nyawa manusia sangat dihargai.
 
Muhammad SAW dalam 23 tahun masa kenabiannya telah melakukan perombakan besar tatanan kehidupan manusia. Muhammad SAW telah berhasil menunjukkan kepada dunia indahnya syariat Islam. Al Ghazali menyebutkan bahwa tujuan utama syariat adalah mendorong kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan kepada keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan kekayaan mereka. Masih menurut Al Ghazali, apa pun yang menjamin terlindungnya lima perkara ini akan memenuhi kepentingan umum dan dikehendaki.
Berbagai peristiwa dalam kehidupan Muhammad SAW telah dikaji oleh berbagai pakar berbagai bidang ilmu. Dari perspektif ilmu manajemen, Muhammad SAW telah mengimplementasikan manajemen strategis dalam kehidupannya menyampaikan Islam dan memimpin umat serta menjadi suri tauladan yang mengagumkan. Sudah sepatutnya pula para pemimpin umat mengimplementasikan manajemen strategis dalam mengajak umat kembali kepada ajaran Islam yang mulia dan menjadi rahmat untuk seluruh alam.
Dimuat di Republika Selasa 25 Maret 2008 dengan judul Manajemen Muhammad SAW



Recent Post

Dilema Inklusi Keuangan di Indonesia

Oleh Erwin FS Bank Dunia merilis data terkait inklusi keuangan (Kompas, 17/4/2015), pada rentang 2011-2014 700 juta orang di dunia men...

Popular Post