Jumat, 29 Mei 2009

Mengenang Penaklukan Konstatinopel

Oleh Erwin FS

Setelah menaklukan Konstatinopel pada 29 Mei 1453 M, di Jumat pertama Sultan Muhammad yang diberi gelar Al Fatih melakukan mekanisme pemilihan Imam sholat Jumat dalam pasukannya. Seleksi pertama adalah meminta tentara yang pernah meninggalkan sholat wajib sejak akil baligh agar duduk. Ternyata seluruh pasukan dan Sultan sendiri tidak ada yang duduk.
Kemudian seleksi kedua dilakukan dengan meminta tentara yang penah meninggalkan shalat sunat rawatib sejak akil baligh untuk duduk. Ternyata sebagian tentara ada yang duduk dan sebagian lagi ada yang berdiri, termasuk Sultan yang maish berdiri.

Kemudian dilakukan seleksi ketiga yaitu dengan meminta tentara yang pernah meninggalkan shalat malam (tahajud) sejak akil baligh untuk duduk. Ternyata seluruh tentara duduk dan tinggal Sultan Muhammad Al Fatih yang masih berdiri.

Sultan Muhammad Al Fatih sejak akil baligh yang tidak pernah meninggalkan shalat malam dengan izin Allah SWT diberikan kesempatan membuktikan sabda Rasulullah yang berbunyi, “Konstatinopel akan jatuh di tangan seorang pemimpin yang merupakan sebaik-baik pemimpin, tentaranya adalah sebaik-baik tentara, dan rakyatnya adalah sebaik-baik rakyat”.

SDM sebagai Kompetensi Inti

Saat ini umat Islam, khususnya di Indonesia dihadapi oleh kondisi krisis ekonomi dan sosial. Sebagian rakyat masih dalam kondisi yang kurang beruntung. Sebagian lagi berada dalam kondisi sosial yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sekaligus rendahnya tingkat spiritualitas.

Akibatnya berbagai kejadian yang mengerikan muncul, seperti bunuh diri, menyiksa orang, pembunuhan dan berbagai kejahatan lain yang sangat meresahkan. Rakyat kehilangan spiritualitas mereka akibat terpaan materialisme yang kuat.

Kisah penaklukan Konstatinopel seolah ingin memberikan pelajaran kepada umat betapa pentingnya spiritualitas sebagai bagian dari munculnya kesejahteraan batin individu dan masyarakat.

Sultan Muhammad Al Fatih adalah pemimpin yang mengajak rakyat dan tentaranya senantiasa melakukan sholat malam (tahajud) sebagai bagian dari ikhtiar menggapai pertolongan Allah SWT. Sultan sendiri ternyata sejak akil baligh tidak pernah tertinggal melakukan sholat malam.

Untuk itulah saat ini penting sekali memberikan kesadaran kepada umat Islam untuk meningkatkan spiritualitas mereka dengan melakukan sholat malam. Upaya ini sudah terbukti di zaman modern saat ini.

Beberapa waktu lalu, pejuang Palestina di Gaza mampu memenangkan perang melawan Israel. Padahal para pejuang tersebut tidak memiliki jutaan ton bom, ratusan pesawat, ratusan tank dan berbagai senjata modern lainnya. Namun dengan izin Allah perhitungan tentara Israel yang hanya dalam beberapa hari bisa melumpuhkan Gaza ternyata tidak terbukti.

Para pejuang Palestina menjadikan sholat malam sebagai bagian dari kewajiban spiritualitas mereka untuk mengharapkan pertolongan Allah menghadapi gempuran tentara Israel. Dan sebuah kejutan yang luar biasa ternyata warga dunia memberikan dukungan kepada pejuang Palestina dan rakyat di sana dalam berbagai bentuk.

Para pemimpin umat sudah selayaknya memberikan tauladan dan sekaligus mengajak umat untuk meningkatkan spiritualitas mereka karena dengan hal inilah pertolongan Allah akan datang. Sholat malam adalah salah satu bentuk pelaksanaan spiritualitas yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, Khulafaur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Sultan Muhammad Al Fatih, pejuang Palestina dan yang lainnya.

Dalam literatur manajemen sumber daya manusia (SDM) modern, pembahasan mengenai sholat malam sebagai bagian dari kompetensi inti individu memang tidak ada. Namun penulis meyakini bahwa sholat malam merupakan bagian dari kompetensi inti individu muslim. Pembuktiannya sudah terpampang dalam realitas sejarah, salah satunya adalah penaklukan Konstatinopel.

Allah tidak akan merubah nasib bangsa ini jika masyarakatnya tidak berusaha melakukan perubahan. Dan perubahan yang sangat penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya umat Islam untuk memperbaiki amal ibadah mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sudah lebih sepuluh tahun masyarakat, khususnya umat Islam semakin mengalami berbagai cobaan dan kesengsaraan. Berbagai kebijakan ekonomi sudah dilakukan, namun kegundahan di masyarakat tidak bisa ditutupi.

Hari ini, 29 Mei, adalah saat untuk berkaca kepada Sultan Muhammad Al Fatih dan rakyatnya yang telah berusaha semaksimal mungkin sehingga membuktikan diri mereka sebagai sebaik-baik pemimpin, sebaik-baik tentara dan sebaik-baik rakyat. Dan mereka membuktikannya dengan melaksanakan shalat malam sebagai salah satu bentuk kegiatan spiritual mereka yang merupakan kompetensi inti dari SDM muslim.

Jakarta, 29 Mei 2009

Recent Post

Dilema Inklusi Keuangan di Indonesia

Oleh Erwin FS Bank Dunia merilis data terkait inklusi keuangan (Kompas, 17/4/2015), pada rentang 2011-2014 700 juta orang di dunia men...

Popular Post